Paitun Gundul seorang legenda Urban di Kota Malang

#PaitunGundul 

Di Kota Malang Orang Gilapun bisa menjadi legenda. Di periode tahun 1970an hingga awal tahun 90an, ada sosok yang bernama Paitun Gundul di Kota Malang. Seorang wanita dengan sosoknya kecil kurus dengan baju kebaya dan kain panjang (sewek), acap kali berjalan-jalan dengan menggendong kucing di area protokol hingga kampung-kampung Malang. #BelajarMalang


Dia ngetop dengan caranya sendiri. Mulai dari jadi bahan untuk menakut-nakuti anak kecil yang malas mandi, sampai pada legenda tentang 'momongan'-nya. Tapi walaupun tidak waras, tak pernah sekalipun dia mengganggu orang lain.
Paitun suka membawa sapu lidi untuk membersihkan jalanan yang dia lewati. Anak-anak jaman dahulu kerap menggoda Paitun dengan olokan hingga gangguan. Tidak heran Paitun Gundul marah dengan gangguan itu, sehingga dia kadang membalas dengan lemparan atau sabetan.

Dari sebuah artikel di Mailing List (milis) Dempo 80an, pernah dinformasi jika menurut cerita, Paitun ini pada masa mudanya adalah seorang perawat dan bersuamikan seorang pejuang. Dan kemudian dia menjadi gila adalah, karena bayi yang dikandungnya meninggal saat dilahirkan dan tidak diberitahukan kepada dirinya.

Paitun Gundul (keotentikannya masih perlu di cek)
Bahkan dia ditinggal mati suaminya entah karena apa, dan pada akhirnya dia kehilangan kesadarannya sebagai orang normal dan mulai menggelandang, barangkali sejak tahun 70-atau 80’an. Masa yang sangat pahit mungkin, dan dikarenakan itulah akhirnya dia menjadi mbambung (gelandangan) di jalanan kota.

Satu hal yang menyedihkan, dia pernah wara-wiri dengan kondisi hamil. entah siapa DURJANA yang melakukannya. Ke mana anak-anak yang telah dilahirkannya, menurut informasi semua. anak- anaknya diambil oleh seseorang lewat RSU sekarang RSSA. Dan Paitun menggantikan kehadiran anak-anaknya dengan (memelihara) kucing.

Pitun Gundul dalam keadaan hamil ????
Paitun telah berhasil memberi warna dan cerita tersendiri buat kota Malang, sampai sekarangpun, Sebutan Paitun Gundul masih sering digunakan warga malang dalam senda gurau keseharian mereka (walau kadang mereka sudah tidak tahu benar apa pitun gundul itu).
Tapi tidak sebatas itu ketenarannya bahkan dibawa dari kota malang sampe ke ibu kota, setahu saya ada tempat/warung makan bernama Rawon Arema Paitoen Goendhoel di sekitaran Jababeka Cikarang.

satu hal dicatat dia tak pernah mengemis dan memulung, jadi ada seseorang atau kelompok yang membeayai hidupnya. siapa dia? keluarganya!





Komentar

Unknown mengatakan…
Ingat waktu SD klo pulang sekolah lari karena takut Paitun
Unknown mengatakan…
sering tiap pagi ketemu di jalan sarangan
depan bieskok president
legenda yg selalu terkenang
Bapak RT mengatakan…
Suami keduannya sudah meninggal beberapa tahun lalu, anaknya bernama slamet siang. Anaknya juga menjadi Bahan ejekan dan Bullyan sewaktu SD dan akhirnya berhenti sekolah. tapi sekarang sudah dewasa dan menjadi anak yang sopan.
Unknown mengatakan…
sering liat di depan kantor pos dan sepanjang jalan kayu tangan..jasamu akan selalu di kenang warga kota malang..engkau telah menghibur kami dengan style gipsy di kota tercinta..
Unknown mengatakan…
Saya lupa-lupa ingat karena waktu itu Masih kecil
Mas Iman mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Mas Iman mengatakan…
Aku masih TK waktu itu, beliau sering mampir ke Betek di sekitaran TMP Suropati

Postingan populer dari blog ini

Cinema Paradiso (1988) Hitam dan putih sebuah kenangan

Ibuku Sayang