Horda Pring Animasi Ludruk Kartolo CS


Cak kartolo mengajak Cak Munawar bekerja sama, namum kerjasamanya agak aneh, jadi Begal. bahkan Cak Kartolo memberi Tutorial untuk menjadi begal yang sukses, dari situ kelucuan keluacuan terjadi ..... silahkan menikmati

"Horda ...!" "Pring ...!" Dialog yang terdengar aneh untuk era sekarang, bahkan manusia indonesia yang lahir di tahun 70'an pun akan bertanya tanya apa arti dialog tersebut. kaum kelahiran 70'an mungkin sempat mendengarnya dari salah satu rekaman kaset jula juli Kartolo CS berjudul "Kuro Kandas"

Beberapa sumber dari sastra Pra kemerdekaan sempat mencatat kebiasaan ini. Tercatat pada novel Hikayat Siti Mariah, (surat kabar Medan Prijaji yang dipimpin RM Tirto Adhi Soerjo di Bandung antara tahun 1910-1912.)
 Joyokaryo yang sedang berjaga melihat Wongsodrono lewat didepannya. Dia pun menyapa. "Horda", yang lantas dijawab "Prin", oleh Wongsodrono
Salah satu kisah di buku Menjadi Tjamboek Berdoeri, Memoar Kwee Thiam Tjing (Penerbit: Komunitas Bambu 2001) juga mencatatnya.
Di salah satu buku Tan Malaka (saya lupa judulnya)juga sempat merekam adegan ini.

Bila kita telusuri Asal usul "Horda Pring" kebiasaan ini diserap dari aturan yang berlaku untuk serdadu belanda. Aturan itu mengharuskan serdadu belanda yang berjaga malam menegur orang-orang yang lewat. ketika ada yang melintas di depan pos jaga, si serdadu harus menyapa "Wei Dar" yang berarti "Siapa disana". Sementara orang yang ditegur harus menjawab "Vriend", bila tidak mau mendapat masalah. Kebiasaan ini kemudian diserap dan dilafalkan sesuai lidah lokal menjadi "Horda...!" .... "Pring!...".



Komentar

Bekti S mengatakan…
Terima kasih atas pencerahannya. Terus terang saya mencari istilah ini setelah mendengarkan ludruk Cak Kartolo.
nico mengatakan…
Sama sama ...

Postingan populer dari blog ini

Cinema Paradiso (1988) Hitam dan putih sebuah kenangan

Ibuku Sayang

Paitun Gundul seorang legenda Urban di Kota Malang