Cinema Paradiso (1988) Hitam dan putih sebuah kenangan
Film drama dengan durasi film panjang (2 jam 58 menit) biasanya akan sangat membosankan, tetapi sutradara Giuseppe Tornatore berhasil membuai penonton mengikuti kisah hidup salvatore (toto) dengan mulus dari menit ke menit. Film ini memenangkan Academy Award untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di Academy Awards ke-62. skor musik yang dikomposisikan oleh Ennio Morricone cukup memikat, dan masih ini sering dibawakan oleh dalam konser musik klasik, sampai josh gobran pun pernah membawakannya disertai lirik.
“Someone named Alfredo died, the funeral is tomorrow,”
Dari adegan saat Salvatore (toto) menerima sebuah berita kematian seseorang bernama alfredo, cerita kemudian ditarik mundur ke kota kecil Giancaldo di Sisilia, saat perang dunia ke 2 masih berkecamuk.
Toto kecil begitu tergila gila dengan film dan selalu berusaha mencari cara untuk menonton film, kesukaan itu akhirnya membuat toto dapat berteman dengan alfredo, seorang ahli proyektor digedung pertunjukan bernama “cinema paradiso”, satu satunya bioskop di kota Giancaldo.
Pertemanan Alfredo dan Toto bagaikan ayah dan anak. Alfredo yang hidupnya seolah terpenjara di bioskop dapat meluapkan rasa sayangnya kepada Toto, sebaliknya toto yang menjadi yatim akibat perang nenemukan figur ayah kembali.
Giuseppe Tornatore sangat jeli dalam memilih cuplikan film yang ditayangkan di bioskop Cinema Paradiso, Bahkan cuplikan film pertama (verso la vita - 1937) sungguh adalah cerminan kisah hidup Toto berikutnya.
Bioskop Cinema Paradiso adalah pusat hiburan buat warga kota Giancaldo, letaknya yang di alun alun kota menjadi energi yang susah ditolak warga. Semua karakter tumpah ruah di sana, warga dari berbagai kelas harus mau bersingungan satu sama lain. Mulai dari yang usil, porno, tukang bully, tukang tidur, gila hormat. Penggambaran kelakuan para penonton cinema menjadi muatan komedi yang disajikan dengan pas, apalagi ditunjang cuplikan film cowboy StageCoach 1939 dgn bintang legendaris John Wayne, Film Charlie Caplin.
Di film ini kita juga dapat bocoran, saat itu gedung bioskop juga sebagai sarana informasi. Seperti saat cuplikan informasi Italian resistance movement (kelompok perlawanan Italia selama Perang Dunia II. yang menentang pasukan Nazi), Ironisnya setelah itu ditayangkan film La Terra Trema, sebuah dari partai komunis yang digunakan sebagai propaganda dalam kampanye pemilu 1948.
Hidup adalah lelucon yang baru saja dimulai
( W.S. Gilbert ).
Namanya lelucon, ada yang lucu, ada yang garing, ada yang terlalu gelap, ada yang receh, ada juga yang tidak mudah dimengerti. Saat lelucon terjadi, kebahagian Alfredo dan Toto yang berhasil memutar cinema sekaligus di layar dan di tembok taman, seketika berbalik menjadi tragedi.
Proyektor terbakar dan api kemudian menghanguskan gedung, bahkan insiden itu membuat alfredo buta. Semua Lelucon itu terjadi saat cinema paradiso memutar “ i pompieri di viggiu” yang diperankan komedian legendaris itali Antonio De Curtis atau terkenal dengan nama panggung “Toto”.
Dan kemudian era toto pun di mulai, toto menggantikan alfredo sebagai ahli proyektor. Wajah Cinema Paradiso pun berangsur berubah, operator baru, kepemilikan baru rupanya menggeser peran gereja terhadap sensor film, kalau sebelumnya film yang diputar harus melalui sensor gereja, ditangan pemilik baru adegan cium, cumbuan, ketelanjangan akhirnya lolos tayang, bahkan bilik prostitusi pun tersedia.
Gegap gempita di gedung cinema paradiso bukanlah inti cerita film ini, kisah cinta toto dan elena, ibu dan adik toto, kisah alfredo sendiri banyak memberikan kesedihan, keharuan, hingga duka menjadi satu. Cuplikan film IL GRIDO (1957) memperindah kesedihan di film ini.
Cinema paradiso juga menasihati kita untuk mengangkat jangkar kita terlebih dahulu sebelum kita bisa berlayar mengejar mimpi kita.
“We, each of us, have a star to follow. Get out of here. The land is cursed. Living here day by day… You think it’s the center of the world. You believe nothing will be change. Then you leave, a year, two years. When you come back, everything’s chanNasihat panjang alfredo langsung menyentak saya yang sering kali menunda sesuatu hanya karna hal sepele.
ged. The thread’s broken. What you came to find isn’t there. You have to go away for a long time. Many years before you can come back and find your people. The land where you were born.”
Saat kredit title mulai saya pun tercenung, ada perasaan aneh tiba tiba muncul.
Kemudian saya teringat sebuah kalimat :
“Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu dapat berencana menikah dengan siapa, tapi tak bisa rencanakan cintamu untuk siapa”. (Sujiwo Tedjo).
Nuovo Cinema Paradisio (1988)
Skor 9.5:10
Sutradara : Giuseppe Tornatore
Produser : Franco Cristaldi, Giovanna Romagnoli
Penulis : Giuseppe Tornatore
Pemeran : Philippe Noiret, Salvatore Cascio, Marco Leonardi, Jacques Perrin
Musik : Ennio Morricone, Andrea Morricone
Sinematografi:Blasco Giurato

Komentar
SG's online casino 마리나 베이 샌즈 카지노 쇼미 더벳 offers a wide range of casino games, including Slots, Blackjack, Roulette and Video Poker. The resort offers table games like blackjack, baccarat and