Suicide Squad 2 : Tim Bunuh diri tanpa rem
Sebuah Tim Penjahat super kembali direkrut, Pasukan Suicide Squad kembali beraksi. James Gun yang pernah sukses dengan film kelompok pencuri luar angkasa Guardian Galaxy 1 dan 2, kali ini dipercaya Warner Bros menaikkan citra film Sucuide Squad 1 yang hanya dapat 26% kesegaran dari RottenTomatoes. Tampaknya sequel SS2 kali ini berhasil mempertahankan kesegaran 92% sampai saat ini. Sutradara James Gun langsung tancap gas dari awal film, tanpa basa basi perekrutan tim para penjahat baru, briefing dan langsung beraksi. Menu utama adegan adu tembak, ledakan helikopter, darah muncrat, dan muka bolong, langsung disajikan begitu saja. Strategi perubahan rate dari PG-13 ke R sudah terasa dari awal, hingga memberi efek kejut dan penonton yang pernah kecewa dengan SS1 tidak langsung beranjak. Kondisi ini mampu dijaga secara konsisten Hingga akhir film.
Menikmati SS2 ibarat menonton kolaborasi Happy Three Friends dan Game of Thornes. Karakter yang kita kira akan menjalankan cerita dimatikan tiba tiba, dengan cara tragis sekaligus konyol. Bahkan direktur A.R.G.U.S Amanda Waller (Viola Davis) dijatuhkan wibawanya secara konyol. Tampaknya keberhasilan Bird of Prey juga diadaptasi di SS2. Tone ceria dan full color tidak hanya datang dari Harley Quinn, tapi juga dimiliki Polka dot man (David Dastmalchian), maupun musuh utama yang disebut thinker (peter capaldi) sebagai Staro memiliki warna seceria tampilan Harley Queen di Bird of Prey.
Tidak ada karakter yang menonjol diantara para squad, tim yang terbentuk tanpa ikatan emosi sama sekali, saling cela tidak menjadi konflik mereka. Empati yang diberikan RatRacher cuma dijadikan cemoohan. Tim (terpaksa) bunuh diri ini memang dibutuhkan dan diandalkan, tapi tidak untuk dihargai, karyawan A.R.G.U.S justru menjadikan pengemban misi bunuh diri bahan taruhan.
Film ini juga nihil perkembangan karakter, bahkan Harley Queen yang merupakan daya tarik SS2 tidak mendapat porsi besar. Walau ada dua kisah hubungan ayah dan anak, James Gunn tidak mengolahnya seperti hubungan Star Lord dan ayahnya saat dia menggarap The Guardian of the Galaxy, terkesan hanya pelengkap. Sebagai film action comedy SSC bisa menjadi hiburan agar hormon endorfin kita meningkat dan menambah imun tubuh. Tapi bila ingin alur cerita yang memikat jelas SSC bukan sebuah pilihan tepat. Seperti diawal sang sutradara akan menggenjot adegan action dan komedi darah dan potongan tubuh sampai akhir tanpa rem, apa mereka bisa sampai tujuan ? Ya tonton aja.


Komentar