Chace (2005) Menghadapi Kaca Benggala

Sutradara : Michael Haneke 
Pemain : Daniel Auteuil, Juliette Binoche 

 


 "Sebuah kisah kepahlawanan selalu terbagi menjadi dua sisi, kebenaran dan kejahatan, namun didunia nyata, membedakan mana kebaikan dan mana kejahatan adalah tugas yang sulit untuk dikuasai" 

The Chace (judul lainnya Hidden) diawali dengan gambar statis yang cukup terasa lama, sebelum kita disadarkan kemudian, itu suasana depan rumah seseorang saat tampak seorang melintas, tapi kemudian kita harus menerima kenyataan lagi itu adalah rekaman VCR yang sedang ditonton George (Daniel Auteuil) dan Anne (Juliette Binoche). Anne langsung gelisah, tetapi tidak George yang menganggap kaset kiriman disertai gambar kasar anak dengan darah menyembur dari mulutnya itu hanya olok olok remaja iseng saja. 

Namun Saat kaset kedua dikirim mau tak mau George harus percaya, rekaman berisi video rumah masa kecilnya, yang disertai gambar kasar ayam dengan kepala putus, adalah benar teror dan mereka sedang diawasi bahkan terancam. Rangkaian peristiwa the chace hanya dibangun hanya dengan kualitas gambar setara handycam 4:3. Bukan format yang umum untuk sebuah layar lebar di tahun 2005. Film sejamannya tentu sudah bisa memanjakan mata. Namun format 4:3 yang sempit itu justru menjadi kekuatan untuk merangkai teror, reaksi target, dan efek yang ditimbulkan menjadi tak berjarak. 

sebuah mimpi george atau bagian masa lalu ?

Sutradara Michael Haneke rupanya sedang tidak sedang ingin bercerita di film ini. Dia dengan enaknya hanya menyampaikan beberapa fakta yang berhubungan tetapi belum tentu menjadi sebab akibat. 

Haneke ibaratnya memberikan sebuah cermin besar bernama kaca benggala kepada masing masing tokoh Diceritakan dalam epos ramayana, kaca benggala adalah sebuah cermin di istana rahwana, yang kemudian digunakan sebagai tameng dan senjata oleh trigangga (anak hanuman) untuk memantulkan sorot mata Trisirah (Anak Dasamuka) yang mampu membakar apapun, sehingga Trisirah gugur dihancurkan oleh sorot matanya sendiri. 

 George menerima kaca benggala berbentuk kaset VHS yang mampu memantulkan perbuatan masa lalunya, yang kemudian menyerangnya dan membuatnya limbung. Majid saudara angkat George saat kecil, menerima kaca benggala saat ia menyaksikan george menjadi host di televisi. Bayangan george seketika menyeretnya pada luka masa lalu, saat kembali dihadapannya secara nyata, majid pun limbung. 

 Sampai akhir film pelaku terror tidak ditunjukkan, walau diakhir film sang sutradara menampilakan adegan Pierrot (anak george) bertemu dengan anak majid di depan sekolah. Itu juga tidak menjelaskan bahwa mereka adala pelaku persengkongkolan teror tersebut. Oleh Haneke semua masalah yang ada dibiarkan menggantung. 

Gambar penutup yang disajikan hanya steady shoot dengan durasi lama di depan sekolah. Mirip sekali dengan footage kamera yang ditinggal kameramen saat bubaran sebuah acara. Penonton seakan ditinggal begitu saja oleh sang sutradara. Kita hanya diberi kegelisahan dan tanda tanya. 

Lalu ... apa kita sedang diteror oleh sang sutradara ?, Apa kita sedang bercermin di kaca benggala ?, Apa pantulanya akan menghancurkan diri kita seperti saat Trisirah menerima pantulan sorot matanya ???? . 

Tenang ini cuma film !
Tapi cobalah merenung kalau anda pernah menyakiti seseorang segeralah meminta maaf.
Sebelum pantulan Kaca Benggala menghancurkanmu.
Ciaaaaat ... !!!
Blaar.......... !!!

adegan akhir dengan durasi lama sebelum credit title ini
masih memberi cerita maupun perdebatan

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinema Paradiso (1988) Hitam dan putih sebuah kenangan

Ibuku Sayang

Paitun Gundul seorang legenda Urban di Kota Malang